Latihan apabila dilakukan secara kontinu dapat
berakibat pada penambahan jumlah serat serat otot. Semakin banyak serat serat
otot maka ini mempengaruhi pula tegangan yang dihasilkan oleh otot tersebut.
Beberapa serat serat otot itu diatur oleh satu neuron motorik(unit
motorik)contohnya saja otot otot pada paha mengandung sekitar 1.500 sampai
2.000 serat serat otot. Pertemuan antara serat serat otot dengan neuron saraf
ini disebut sebagai neuro junction.
Kekuatan dari konstraksi otot
otot ditentukan pula oleh neuro motorik yang mengatur beberapa jumlah serat
serat otot. Semakin banyak neuro motor yang direkrut (banyak)maka kekuatan
kontraksi dari otot itu sendiri akan semakin besar(rekrutmen unit motorik).
Jadi semakin banyak kita melakukan latihan maka kekuatan, ketegangan, serat
serat dari otot akan bertambah pula.
Namun ada kalanya otot mengalami fase kelelahan, fase ini sebenarnya adalah
kondisi dimana otot tidak mampu mempertahankan ketegangan maupun ketidakmampuan
dari neuro motor untuk melakukan konstraksi.
Ada
beberapa hal yang mempengaruhi ketegangan dari serat otot:
1. Ketebalan dari serat serat otot 2. Panjang serat serat otot
3. 3. Kondisi kelelahan dari serat otot
dan
4. Frekuensi rangsang yang di berikan
Frekuensi
rangsang itu mampu mempengaruhi ketegangan yang dilakukan serat serat otot. Kaitannya
hal ini otot dapat mengalami kondisi yang dinamakan tetanus(bukan penyakit tetanus ya) dan kedutan.Kedua hal ini sangat di pengaruhi oleh stimulus rangsang yang
diberikan. Kondisi tetanus akan terjadi apabila rangsangan diberikan pada saat
serat serat otot itu belum sempat
melakukan kondisi istirahat atau relaksasi sehingga berakibat pada
konsraksi maksimum . Sedangkan kedutan akan terjadi apabila rangsangan yang
diberikan setelah serat serat mengalami relaksasi pada rangsangan pertama
tetapi langsung di stimulasi kembali
meskipun telah melakukan relaksasi sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar